Laman

Entri Populer

20 Desember 2009

Transmission Line

Transmission Line (Jalur Transmisi)

Jalur transmisi untuk televisi penerima berfungsi untuk memindahkan sinyal dari antena penerima ke input pesawat televisi dengan kerugian tenaga yang sekecil-kecilnya, serta hanya menangkap sinyal interferensi sekecil mungkin. Jalur transmisi disebut juga “garis transmisi” (transmission line ). Agar jalur transmisi dapat memindahkan tenaga maksimum, maka hendaknya impedansi jalur itu sesuai dengan impedansi input pesawat penerima, dan sesuai pula dengan impedansi antena yang bersangkutan. Jalur transmisi yang banyak digunakan untuk televisi penerima pada umumnya mempunyai impedansi 300 dan 75 Ohm, Sedangkan untuk Transmiter 50Ohm. Jalur transmisi pada pokoknya ada tiga macam, yaitu:

• kabel coaxial
• kabel dengan kawat kembar (twin lead)
• kabel terbuka

Agar turunnya tenaga (attenuasi) sekecil-kecilnya, dan antena dapat memberikan tenaga maksimum pada pesawat penerima, maka impedansi input pesawat penerima hendaknya sama dengan impedansi jalur transmisi pada ujung yang berhubung langsung (masuk) ke input televisi. Jadi impedansi output jalur transmisi haruslah sesuai dengan impedansi input pesawat televisi yang bersangkutan (televisi penerima).
Disamping penyesuaian impedansi seperti yang tersebut diatas, jenis jalur transmisi juga harus diperhatikan, misalnya kalau televisi penerima menggunakan sirkuit input tidak balans, maka jalur transmisi hendaknya juga tidak balans. Apabila televisi menggunakan sirkuit input balans, maka jalur transmisi hendaknya juga balans. Apabila tidak balans di butuhkan Balun atau penyesuai impedansi


A.JALUR TRANSMISI TIDAK BALANS

Pada umumnya jalur transmisi tidak balans yang digunakan dalam televisi penerima mempunyai impedansi 75 Ohm, dan jalur ini berupa kabel coaxial,
Didalam kabel ini terdapat kawat dari tembaga tunggal, atau seuntai kawat-kawat tembaga ditengah-tengah kabel yang dibungkus dengan isolator polyethylene. Diluar isolator polyethylene ini terdapat bungkus berupa anyaman tembaga yang bekerja sebagai konduktor kedua. Isolator polyethylene antara kedua konduktor tersebut juga digunakan untuk memisahakan kedua konduktor (luar dalam) sehingga antara keduanya terdapat jarak tertentu dan tetap. Jarak ini menentukan impedansi jalur transmisi yang bersangkutan. Makin tebal isolator, makin besar pula impedansinya. Untuk kabel coaxial dengan isolasi udara, besarnya impedansi ialah:
Zo = 138 log do/di
Dimana
Zo = impedansi jalur transmisi dalam Ohm
do = garis tengah konduktor luar
di = garis tengah konduktor dalam

Anyaman kawat tembaga yang membungkus isolator dan merupakan konduktor luar itu biasanya dihubungkan dengan casis. Jadi selain ia merupakan konduktor luar atau konduktor kedua, juga berfungsi sebagai pelindung elektrostatika. Jadi jika kabel coaxial dengan impedansi 75 ohm akan digunakan untuk antena 300 ohm, maka sambungan antara antena dan ujung kabel transmisi hendaknya diberi alat penyesuaian (impedance matching).

B.JALUR TRANSMISI BALANS

Semua kabel transmisi yang dilalui sinyal dari antena ke pesawat penerima selalu mempunyai kerugian tenaga, sehingga akan menurunkan kekuatan sinyal tersebut. Turunnya sinyal (attenuasi) ini tidaklah seberapa besar, terkecuali jika kabel transmisi itu panjang. Biasanya kabel coaxial mempunyai kerugian tenaga yang lebih besar dari kabel transmisi kawat kembar, akan tetapi gangguan statis dari luar lebih dapat dicegahnya.
Pada umumnya kabel ini mempunyai impedansi 300 0hm. Apabila diperlukan kabel transmisi yang panjang, maka agar tidak terlalu banyak kerugian atau attenuasinya tidak terlalu besar, maka perlu digunakan kabel transmisi kawat kembar terbuka. Jalur transmisi semacam ini berupa dua kawat tembaga yang dipisahkan oleh isolator secara tetap, Kabel transmisi kawat terbuka semacam ini lebih sulit pemasangannya dan juga lebih berat karena isolator-isolatornya; oleh karena itu jarang digunakan, kecuali sangat diperlukan. Selanjutnya impedansi kabel transmisi kawat kembar (pararel) dengan dielektrikum udara dapat di hitung dengan persamaan:

Zo = 276 log s/r

Dimana
Zo = impedansi dalam ohm
s = jarak (spasi) antara kedua kawat
r = jari-jari kawat (setengah diameternya)

C.PENYESUAIAN IMPEDANSI ANTARA KABEL TRANSMISI DENGAN INPUT PENERIMA

Seperti yang telah diterangkan diatas, bahwa pada umumnya antena penerima televisi, jalur transmisi, dan input pesawat penerima, mempunyai impedansi 300 ohm. Jadi dalam hal ini tidak terdapat persoalan penyesuaian impedansi, karena impedansi-impedansi tersebut sudah sesuai semuanya. Akan tetapi kadang-kadang terdapat persoalan penyesuaian impedansi yang harus diatasi, misal kabel transmisi 300 ohm akan digunakan untuk menghubungkan antena dengan input televisi penerims yang impedansinya 73 – 75 ohm,atau kabel transmisi 75 ohm digunakan untuk televisi penerima dengan impedansi 300 ohm. Untuk ini diperlukan penyesuai impedansi atau “elevator”. Alat ini biasanya berupa transformator R-F


D.ATTENUASI JALUR TRANSMISI

Sinyal yang dimasukan keinput televisi penerima dari antena melalui ujung-ujung jalur transmisi mengalami kerugian tenaga dalam jalur tersebut. Makin jauh dari titik pengisian, tenaga sinyal juga makin berkurang. Jadi didalam jalur transmisi terdapat tenaga yang hilang, dan tenaga yang hilang ini merupakan kerugian energy. Makin panjang jalur transmisi, makin besar pula kerugian energy sinyal yang melaluinya. Garis transmisi mempunyai unsur-unsur yang mengurangi kekuatan sinyal dengan presentase yang tetap dalam tiap bagian panjang tertentu dari kawat garis itu. Garis transmisi dapat ditetapkan nilainya menurut angka attenuasi (penurunan kekuatan) dalam deci-bell (dB) tiap panjang tertentu, misalnya di Amerika attenuasi ditentukan dalam 100 kaki, dan sebagainya. Jika kabel itu panjangnya 50 kaki akan mempunyai angka attenuasi 1 dB, dan untuk panjang 1000 kaki attenuasinya sebesar 20 dB,dst. Besarnya attenuasi juga berubah-ubah menurut frekwensi. Makin tinggi frekwensi makin besar pula attenuasinya. Kerugian energi pada jalur transmisi yang menghasilkan attenuasi ada dua macam, yaitu:
a.Kerugian karena tahanan dalam kawat jalur transmisi
b.Kerugian dalam isolasi antara kawat-kawat penghantar

Kerugian dalam isolasi sama seperti kerugian dalam kapasitor, jadi isolasi antara kedua kawat itu merupakan bahan dielektrikumnya

Kerugian karena isolasi dapat diperkecil dengan jalan:


•Menggunakan bahan dielektrika yang mempunyai angka ketetapan dielektrikum sekecil-kecilnya
•Menggunakan isolasi yang sedikit mungkin
•Memasang kedua kawat penghantar pada jarak yang lebih jauh
•Mencegah masuknya bahan lain keantara dua kawat penghantar yang dapat memperbesar kerugian, seperti air hujan , kotoran ,dsb


E.MEMASANG JALUR TRANSMISI

Pemasangan jalur transmisi anatara antena dan input televisi penerima didaerah yang sinyalnya kuat tidak terdapat persoalan yang sulit,akan tetapi untuk daerah-daerah yang sinyalnya lemah seperti didaerah yang jauh dari pemancar atau daerah pantulan, maka pemasangan antena televisi dan jalur transmisi harus diusahakan setepat-tepatnya. Dalam pemasangan kabel transmisi, maka terdapat tiga hal yang harus dielakkan, yaitu masuknya sinyal noise, turunnya tenaga (attenuasi) yang besar, dan keadaan impedansi yang tidak sesuai

1.Mengurangi masuknya sinyal noise

Masuknya sinyal noise melalui jalur transmisi yang terlalu besar dapat dikurangi dengan jalan:

•Menggunakan kabel coaxial
•Menyalurkan kabel transmisi sejauh mungkin dari sumber-sumber noise seperti; lampu neon, kawat listrik, jalan yang padat lalu lintasnya, dsb
•Memuntir kabel transmisi. Pemuntiran kabel transmisi 180derajat tiap beberapa kaki atau tiap beberapa sentimeter dapat menyebabkan tegangan interfrensi sinyal yang diinduksikan ketiap-tiap bagian panjang kabel di imbangi oleh bagian-bagian lainnya (berikutnya), sehingga noise dapat lebih dihindarkan. Pemuntiran kabel transmisi ini tidak berpengaruh terhadap attenuasi dan juga impedansi kawat garis.


2.Attenuasi

Attenuasi yang besar dapat dihindarkan denggan menggunakan jalur (garis) transmisi yang mempunyai kerugian tiap panjang tertentu ( misalnya dB tiap 10 kaki) cukup kecil. Dalam daerah yang sinyalnya kuat, kerugian energi pada kawat jalur transmisi dan juga pada isolasinya tidaklah merupakan persoalan besar atau penting; akan tetapi didaerah-daerah yang sinyalnya lemah, hendaknya kerugian energi pada jalur transmisi diusahakan sekecil-kecilnya, misalnya menggunakan jalur transmisi yang kwalitasnya lebih baik dan cocok impedansinya, memperbesar sinyal masuk dengan menggunakan booster antena, dsb.

3.Matching Impedansi (Keselarasan impedansi)

Impedansi yang tidak sesuai (mismatch impedance) antara antena dengan jalur transmisi dan antara jalur transmisi dengan input televisi penerima dapat dihindari dengan:

# Menggunakan jalur transmisi yang mempunyai impedansi sesuai dengan impedansi sumber energi (antena) dan sesuai pula dengan impedansi input televisi.
# Menggunakan jenis kabel transmisi sesuai dengan kebutuhan input televisi penerima, misalnya menggunakan kabel jalur transmisi balans atau tidak balans (kabel coaxial atau jalur kawat kembar)
# Menggunakan alat penyesuai impedansi seperti yang telah diterangkan diatas.
Dalam pemasangan jalur transmisi kawat terbuka, hendaknya dijaga jangan sampai berdekatan dengan plat-plat logam, benda-benda pejal, atap rumah,dsb, karena hal tersebut dapat mengakibatkan perubahan impedansi sehingga impedansi tidak lagi sesuai dengan yang dibutuhkan.

To be continue

10 Desember 2009

Sistem Penggabungan (Combine ) pada TX TV










Sistem Combine Transmisi Audio&Video
1.HIGH LEVEL COMBINER (SPLIT);
Pemancar yang proses penggabungan signal video dan audio dilakukan di tingkat akhir (RF)

2.LOW LEVEL COMBINER (COMMON)
Pemancar yang proses penggabungan signal video dan audio dilakukan di tingkat IF

Keterangan:
1.LPF 5MHz berfungsi untuk melewatkan frekuensi rendah s/d 5MHz dan meredam frekuensi yang lain
2.GD.EQ berfungsi untuk memperbaiki cacat group delay yang terjadi karena LPF
Cacat group delay adalah cacat yg diakibatkan karena perbedaan kelambatan dari suatu frekuensi terhadap frekuensi yg lain dalam satu band frekuensi yg ditransmisikan bersama sama. Pengaruh GD (group delay) pada tv monior adalah warnanya bergeser pada rangkanya, GD timbul karena adanya pembatasan band frekuensi
3.Rangkaian white clipper : berfungsi memotong level video signal pd sisi putih sesuai dg standar agar residual carrier dapat dipertahankan pada 10%-12,5% nominal. sedangkan pemotongan tertentu diatur secara manual oleh potensio.
4. Video IF modulator : memodulasikan signal video composite pada IF 38,9MHz secara AM negative modulation, Video IF OSC berfungsi membangkitkan frek. video if sebesar 38,9MHz
5. VSBF : memperbaiki double side band menjadi VSB
6. Linear corector; a. Diff.phase corrector untuk memperbaiki cacat differential phase yang terjadi. b. Diff.gain corrector untuk memperbaiki cacat diff.gain
Diff.phase adalah perbedaan phase dari colour sb carrier 4,43 MHz karena perubahan luminan level (Brightness)
Fungsi colour burst untuk syncronisasi warna yaitu phasenya untuk menentukan corak warna (HUE) gainnya untuk menentukan saturation
Fungsi colour sub carrier adalah sebagai pembawa informasi warna
7.Vision Mixer berfungsi untuk mencampur RF Osc dg video IF yg telah termodulir oleh signal video secara AM negative mod.
8.BPF berfungsi untuk melewatkan satu band frek.channel yg diinginkan dan mengattenuasi frekuensi frekuensi lain
9.TRPA adalah penguat daya yg menggunakan transistor
10.Circular sebagai pengaman agar jika terjadi refleksi dari PA tidak kembali ke TRPA
11.Audio limiter berfungsi membatasi level signal audio input. Audio limiter ini sangat diperlukan karena amplitudo dari signal audio mempengaruhi lebar band.
Besar kecilnya perubahan frekuensi carrier ditentukan oleh amplitudo signal audio sedangkan Kecepatan perubahan frek.carrier ditentukan oleh frekuensi audio
12. Pre emphasis yaitu untuk menaikan level frekuensi tinggi, Tujuan dipasang pre emph pada TX FM dan De emph.pada RX FM adalah untuk membuat agar S/N signal audio pd setiap frekuensi sama
13.Audio IF FM modulator memodulasikan signal audio pada frekuensi IF 33,4MHz secara FM
14.Auraal mixer berfungsi mencampur RF OSC dengan audio 33,4MHz
15.Constant impedance notch diplexer berfungsi menggabungkan video carrieryg telah termodulir oleh signal video secara AM negative VSB dg audio carrier yg telah termodulir oleh signsl audio secara FM

19 November 2009

Instalasi TX Merk Eurotel 2kW




Instalasi TX UHF 2kW merk Eurotel Made in Itali, simple untuk instalasinya, cuma membutuhkan 1 s/d 2 hari saja.

TX eurotel ini untuk pendinginan menggunakan air cooling, jadi suhu ruangan harus benar-benar dijaga. Untuk HPA sendiri ada 4 unit dan terdiri 4unit power supply jenis switching.

Sedangkan untuk exiter ada 2 unit, dimana tiap exiter dapat dicontrol secara otomatis dengan change over unit, misalnya apabila exiter A ada masalah atau fault, maka esiter akan bekerja ke exiter B secara otomatis. begitujuga sebaliknya.
Pemancar eurotel ini sudah stereo untuk audio, apabila menginginkan nicam, tinggal beli saja factum nicam

14 November 2009

Review Suicom CT-08






HT made in China

Freq range: VHF 135-174Mhz
RF Power out : Low: 1 watt
High: 5 Watt
Impedansi Antenna : 50ohm (menggunakan jek type SMA)
Dimensions : 129mmx58.5mmx38.5mm
Supply tegangan : 7,5volt
Memory : 128 saluaran

dari segi fisik sendiri disitu ada beberapa tombol seperti ptt, tombol monitor,tombol backlight pada ht,tombol power, maupun jek speaker dan microphone.

Menurut saya HT ini cukup bagus dengan harga jauh dibawah 1jt. HT ini sama rekan sudah pernah di adu dengan icom ic02n yang powernya sama-sama 5Watt. Entah mengapa di coba kesana kemari yang menang pakai HT suicom ini..memang banyak faktor yg mempengaruhi..mungkin karena masih baru suicom ini dibandingkan dengan icom ic02n.
Dicoba buat ber- QSO pun sangat memuaskan..dengan antenna setinggi 4meter dari tanah (model antenna cuma model stik) sudah sampai ber QSO jarak LOS +20km disertai pegunungan kapur(lawan bicara menggunakan antenna hy-gain setinggi 12 meter dari permukaan tanah)
Apalagi sama-sama meenggunakan antenna yg mumpuni dan tinggi antenna yag mumpuni juga.

Kelebihan:
- simplex
- CTSS & DCS Code Ready
- Power High 5Watt
- 128 Kelompok saluran memori
- Back light automatic


Kekurangannya;
- Mic kurang sedikit peka, karena mic full tertutup body

salam
minat??? dengan transceiver ini?

29 Oktober 2009

MFJ269-HF/VHF/UHF SWR Analyzer Counter



Alat ukur ini tentunya tidak asing bagi para pengoprek RF.
MFJ269 sangat banyak fungsinya, diantaranya:

1. Antennas: SWR, impedance, reactance, resistance, resonant frequency, dan
bandwidth
2.Antenna tuners: SWR, bandwidth, frequency
3. Amplifiers: Input dan output matching networks, chokes, suppressors, traps, dan
components
4. Coaxial transmission lines: SWR, length, velocity factor, approximate Q dan loss, resonant frequency, dan impedance
5. Filters: SWR, attenuation, dan frequency range
6. Matching or tuning stubs: SWR, approximate Q, resonant frequency, bandwidth, impedance
7. Traps: Resonant frequency dan approximate Q
8. Tuned Circuits: Resonant frequency dan approximate Q
9. Small capacitors: Value dan self-resonant frequency
10. RF chokes and inductors: Self-resonant frequency, series resonance, dan value
11. Transmitters and oscillators: Frequency
12. DTF (distance to fault) mencari kecacatan kabel (satuan feet) (hanya di HF dan VHF)

bersambung

Part 1.
MFJ296 mempunyai bandwidth mulai dari 1,8Mhz s/d 470Mhz, untuk range supply tegangan harus diantara 11volt s/d 16volt (idealnya 14,5v). Sedangkan untuk baterai menggunakan type AA (10pcs) (alkaline atau sejenisnya).

MFJ296 mempunyai 2 konektor pengukuran:
1. N Konektor (untuk pengukuran antenna)
2. BNC Konektor (untuk pengukuran frekuensi counter)

20 Oktober 2009

My Documents







Ini temen-temen lagi cari duit...kerjaan yg sangat beresiko...

17 Oktober 2009

Ngebrik Lewat Internet









Berhubung alat tempur lagi jauh di depan mata, maka eQSO lah yang saya pakai buat kontek kontek,,, tampilannya seperti di samping.Lumayanlah buat ngobrol ma rekan yang jauh-jauh (se Nusantara)

eQSO sendiri adalah Voice Over Internet Protocol (VOIP)
Pertama kali eQSO di uji coba pada 29 Oktober 2002 di Jakarta

Banyak Tutorial di Mbah Google kalau mau mempelajari lebih dalam

Silahkan download di

http://www.ziddu.com/download/161753...reret.rar.html

atau


http://rakkus.mulyawan.net/download/eqso-reret.rar

atau

http://rakkus.mulyawan.net/download/eqso-reret.zip


settings:

server : 1025rapi.no-ip.org
port koneksi : 10024
preset : (tidak perlu diisi)
call sign : (call sign anda/kl tdk ada harap tulis nama atau ketik "SWL")
konek modem dan auto konek (di centang)
Untuk setelan RF Gateway tanda "vox" jangan dicentang
Kalau sudah ok setingannya tinggal ngebrik deh...
caranya klik tombol PTT (seperti pada umumnya orang ngebrik)

reret

tambahan baru
untuk rakkus, server di isi rakkus.mulyawan.net

12 Oktober 2009

Review Yaesu FT2900R






Prodak baru ini adalah salah satu keluaran terbaru dari Yaesu pada tahun 2009
Transceiver ini sama dengan Transceiver yaesu sebelumnya dari segi RX atau TX. Yaesu ini adalah Abang dari Yaesu FT2800M (Basic pengoperasionalnya sama)

Output Power nya adalah :
High : 75 Watt (realnya bisa 80-85watt)
Low 3 : 30 Watt
Low 2 : 10 Watt
Low 1 : 5 Watt

Total Memory Transceiver ini sebanyak 221. Sedangkan untuk Basic Memory nya sebanyak 200 Memory, Dan Untuk memory Bank nya sendiri sebanyak 8 Memory.
Untuk speaker masih standart seperti biasanya 3watt.sayangnya speaker ini letaknya di bawah, tidak di depan. Coba seperti model icom V8000 speaker di panel depan, pasti lebih mantab!
Untuk PTT juga empuk..ga bikin jempol pegel
Untuk RX maupun TX pada frekuensi 136Mhz s/d 174Mhz

Untuk final sendiri menggunakan Toshiba SAV36A (80watt) sama dengan yang di gunakan Icom IC2200H (65Watt)

Perbandingan Power amplifier (Final )dari seangkatan lainnya;

FT2900 (75Watt)= IC2200 (65Watt) menggunakan Toshiba SAV36A
Icom V8000 (75Watt) = Kenwood TM271A (60Watt) menggunakan Mosfet RD70HVF1

Perbandingan High power outnya berbeda ya?hehee..padahal type final sama..
lihat saja di FT2900 dikeluarkan sebesar 75 watt sedangkan di icom IC2200 dikeluarkan 65 watt (masih ok lah....karena masih sama type finalnya.power final 80watt menurut datasheet)
nah ini yang V8000 dari icom dikeluari 75 watt, sedangkan pada kenwood TM271A dikeluarkan cuma 60 watt (final nya sendiri maksimal 75watt)

jadi saya merekomendasikan pilih FT2900 saja kalau ingin power yang ok!

Untuk Kekurangannya tidak ada RF Attenuator seperti pada icom IC2200

o iya,,,radio ini,,ada sensor suhunya juga loh,,,sampai 70derajat..kl over dari itu,otomatis radio off sendiri,,,,so....keamanannya dari kepanasan,,dijamin aman,

17 Agustus 2009

Review Kenwood TM271A





Produk dari Kenwood TM271A mempunyai desai yang kecil dibandingkan yang lain.Kecil kecil juga cabe rawit nih Transceiver

Kelebihannya:
+ Power maksimal 60Watt (Final Mosfetnya sama dengan yang digunakan dengan Icom V8000 75Watt)
+ Speaker di panel depan
+ Modulasi lebih condong ke bass dibandingkan Icom yang condong ke treable
+ Fisik kecil, pas di pasang di mobil

Kekurangannya
+ Hanya 2 pilihan power out (High 60Watt dan Low 25Watt)
+ Display kecil, dibandingkan IC2200 atau sejenisnya
+ Cepet panas (plat pendinginnya kurang manteb/sesuai body nya yg kecil jd kurang maksimal meredam panas)

Masalah yang pernah ditemui
- Saat Transmit tidak bisa hidup akan tetapi apabila PTT dilepas bisa Receive lagi

13 Agustus 2009

Satelit Palapa-D Pengganti Satelit Palapa-C

(Foto gedung Stasiun Pengendali Satelit Palapa-D)
Kemarin hari Rabu tgl. 12 Agustus 2009, ada workshop transfer traffic palapa d.Di Jatiluhur tepatnya. Stasiun Bumi Jatiluhur inilah yg nantinya menjadi stasiun bumi yg mengendalikan satelit palapa D.
Rencananya Indosat akan melakukan transfer ke satelit D tgl 31 Agustus besok.Karena satelit palapa c akan habis masa efektifnya pada tahun 2011.
Palapa D ini akan di luncurkan di Xichang,China hm, sedangkan manufacture nya sendiri dari Thales Alenia, Perancis!..Indonesia kapan ya punya sendiri..
Berikut General Specifications dari Palapa D;
- Orbital Slot : 113EL (Menggantikan Palapa C2)
- 15 Tahun Garansi lifetime (17,5 tahun untuk orbital manuver)
- Capasitas;
+ 24 Standart C-band
. U/L: 5.9 GHz - 6.4 GHz (Hor & Ver)
. D/L: 3.7 GHz - 4.2 GHz (Hor & Ver)
+ 11 Extended C-band Transponder
. U/L: 6.4 GHz - 6.7 GHz (Hor & Ver)
. D/L: 3.4 GHz - 3.7 GHz (Hor & Ver)
+ 5 Ku-Band Transponder
. U/L: 14.2 GHz - 14.5 GHz (Ver Only)
. D/L: 12.5 GHz - 12.7 GHz (Hor Only)
- Transponder High Power Amplifier

Yah secara keseluruhan Palapa D ini lebih baik dari Palapa C, Total transponder yang dimiliki satelit palapa D ini sebanyak 40, sedangkan untuk palapa c hanya 36 transponder. sebenarnya spesifikasinya lebih dari yg diatas, nanti dilanjut lagi ya..
MI

07 Agustus 2009

berbagi pengalaman






cuma sharing saja waktu ada kerjaan di kota mpek-mpek...ada orang "jepunnya" jadi lumayan buat nambah2 masukan repair pemancar tv..
kerjaan yang lumayan lama, hampir 4hari..lamanya karena, aligment phase setiap TRPA yang sampai 14 unit.., belum cek 8 dan 4 way combiner yang bekas terbakar..haduhh..

MI

22 Juni 2009

400Khz




Melengkapi, tentang pertanyaan dari saodara "wito". Bandwidth maksud dari balmon (400Khz) saya contohkan sbb:
Foto disamping, saya ambil contoh dari frekuensi 97.1Mhz (FM)
Di foto terlihat M1, M2, M3,M4, M5,M6 maksudnya
M1 ; Marker 1
M2 ; Marker 2 dst..
Maksud dari marker tersendiri adalah sebagaii penanda untuk memudahkan kita mengetahui di frekuensi berapa yang akan kita ukur.
Contoh diatas pada frekuensi 97,1Mhz (M1) untuk Posisi Center

Bandwidth FM tidak boleh dari 400Khz artinya;
M2 : 96,9 ( -200khz)
M3 : 97,3 ( +200khz)

Digambar terlihat syarat 400khz sangat memenuhi, apabila tidak memenuhi syarat 400Khz, maka bentuk gelombang sinus diatas melewati dari, 96.9Mhz (dikurangi -200Khz dari 97.1Mhz) dan melebihi dari frekuensi 97.3Mhz (97.1 ditambah +200Khz)

Sedangkan M4 dan M5 adalah span 600Khz.
Kalau melebihi span 400Khz tentunya akan mengganggu radio yang berdekatan dengan frekuensi pemancar anda atau disebut interverensi.

MI

18 Mei 2009

FM Antenna











Banyak orang menggunakan antenna model seperti gambar disamping (merk sira dan kathrein), kalau saya kurang mantap, karena kalau kita menngunakan 1 bay saja gain sebesar -1.5dB, 2 bay baru 1.5dB. Untuk VSWR juga tidak terlalu rata (broad band nya kurang ok) anda bisa lihat di grafik untuk vswr <1.4 itu paling besar, paling kecil 1:1 itu juga di frekuensi tertentu ya, kalau mau ya kita match lagi itu antenna.menurut saya antenna ini untuk broad band kurang mantap!

11 Mei 2009

Perlukah cable di match???




Banyak kalangan radio amatir, mulai yang bermain di FM yang buat ngebrik sampai dengan yang di 2m band. Banyak pula yang berdebat soal perlu atau tidak cable di "match" Sekarang saya coba perlihatkan yang benar dan mana yang kurang bener, Tentunya dengan alat ukur yang bernama Spectrum Analyzer merk Rohde&Schwarz. Metode yang kita ukur menggunakan Tracking Generator (karena ini cukup untuk mengukur Return Loss dari suatu cable) untuk antenna saya ganti dengan Dumy Load 50 Ohm!!

Caranya sangan simple,berikut caranya:

1. Tekan tombol power ON
2. Pasang VSWR Bridge
3. Masukan frekuensi yang kita inginkan misal 75Mhz sampai dengan 170 Mhz
4. Tekan tombol start Freq. yang kita inginkan tadi (75 Mhz)
5. Tekan tombol stop Freq. yang kita inginkan tadi (470 Mhz), Kita anggap saja 75 s/d 470 Mhz adalah band width frekuensi kerja dari pemancar dan antenna kita (Kita anggap antenna sudah match 50 Ohm
6. Setelah itu tekan tombol "meas" dan tekan lagi tombol measure
7. Pilih menu Tracking Generator, Kemudian akan muncul Reflect Call, tekan tombol itu!
8. tekan tombol meas mode (pilih scalar)
9. Sekarang kita calibrasi kabel yang buat kita ngukur kabel kita, dengan cara:
9a. Press continue calibration open (tentunya calibration kit sudah terpasang)
9b. Kemudian press calibration short
Sekarang Kalibrasi sudah selesai
Kemudian kita koneksi kabel yang akan kita ukur, Kita bisa lihat Return Loss dari kabel kita (saya ambil contoh RG 58 yang sudah berumur 5 tahun lebih)Hampir rata-rata RL (Return Loss) frekuensi 75Mhz s/d 470Mhz di bawah 21db cukup bagus untuk kable RG 58 "BEKAS"(21db sama dengan VSWR 1.18)mungkin kalau kabel baru lebihh OK dan type kabel diatas RG 58, seperti RG 8 atau sejenis kabel Andrew yang type LDF.

Gambar 3(yang paling bawah) adalah pengukuran kabel dengan panjang sekitar 25 meter hasilnya?anda bisa lihat sendiri! (masih dibawah 21db untuk rata-ratanya,bahkan ada yang 28db (1,08 vswr). Bagaimana kalau kabel kita potong-potong, saya coba potong 1 meter Anda bisa melihat di Gambar 2 hasil return loss nya/./. sama saja bukan dengan gambar yang pertama!! masih kurang lagi?.. saya potong kabel sampai 10meter!! sama saja hasilnya (lihat gambar 1)

Maka saya pastikan lagi buat apa kabel di matching, tidak perlu di matching!!! yang perlu kita matching adalah antenna kita! loses kabel-lah yang mempengarushi hilanggnya power pemancar kita (kalau antenna sudah match 50 ohm!)
Anda pasti tau setiap kabel mempunyai loses bukan??
Gampangnya begini semakin panjang kabel semakin besar pula losesnya alias kehilangan daya salur dari output pemancar kita!
Kebanyakan pabrik mencantumkan loses setiap 100ft.Jadi sebenernya apa pengaruhnya orang matching kabel dengan cara dipotong-potong?? saya kira tidak ada, yang ada kabel semakin pendek saja.Kecuali kabel yang tadinya 100ft di potong menjadi 20ft tentu semakin bagus itu kabel, karena losesnya semakin kecil.

Maka perhatikan saja Antenna anda yang tidak matching atau impedansinya yg tidak 50 ohm!! itulah yang sangat berperan penting dalam SWR, Antenna,antenna dan antenna.Kabel nomer 2 OK!! yang penting kabelnya berkualitas.Merk Belden,Andrew,Ericson semacam itulah

Semoga bermanfaat..
Salam

28 April 2009

Pengukuran VSWR dengan Site Master Anritsu type S332B


Pengukuran VSWR


Voltage Standing Wave Ratio (VSWR) didefinisikan sebagai perbandingan (atau ratio) antara tegangan rms maksimum dan minimum yang terjadi pada saluran yang tidak match. Bila saluran transmisi dengan beban tidak sesuai (missmatch), di mana impedansi saluran tidak sama dengan Impedansi beban dan gelombang dibangkitkan dari sumber secara kontinyu, maka dalam saluran transmisi selain ada tegangan datang V+

juga terjadi tegangan pantul V-. Akibatnya, dalam saluran akan terjadi interferensi antara V+ dan V- yang membentuk gelombang berdiri (standing wave). Suatu parameter baru yang menyatakan kualitas saluran terhadap gelombang berdiri disebut dengan Voltage Standing Wave Ratio (VSWR).

Dibawah ini beberapa persamaan rumus VSWR :

VSWR = Vmax / Vmin …………………………………………(1)

1 + √ (RP / FP)

VSWR = …………………………………..(2)

1 - √ (RP / FP)

Coeffisien Reflected : .ρ =(VSWR-1) / (VSWR+1) ……….(3)

Return Loss (RL) : RL= -20 log ρ ……………..……(4)

FP = Forward Power (Daya yang dipancarkan dari sumber ke beban)

RP = Reflected Power , (Daya pantul dari beban ke sumber)

ρ = Coeffisien pantul

Hubungan antara VSWR dengan Return Loss prinsipnya sama saja, nilai VSWR sendiri dinyatakan dalam rasio atau perbandingan dan nilai Return Loss dinyatakan dB. Antena yg bagus menyerap energi 90% dan 10% yg dipantulkan kembali ke sumber.

Nilai VSWR ini sangat dipengaruhi oleh dua hal :

1. Perbedaan Impedanasi saluran transmisi dengan beban.

2. Diskontinuitas saluran transmisi, yg disebabkan oleh pemasangan konektor yg kurang bagus, bending feeder terlalu berlebihan atau kerusakan pada feeder itu sendiri.

ALAT UKUR DAN PROSEDUR PENGUKURAN :

Adapun alat ukur yang digunakan yaitu :

1. Site Master ANRITSU type S3332B

2. Precision OPEN / SHORT,

3. Precision TERMINATION / LOAD

4. Test Port Extension Cable.









Ada 5 (lima) item prosedur pengukuran, diantaranya adalah :

1. Setting Frekuensi dan Kalibrasi

2. Pengukuran VSWR

3. Pengukuran Return Loss (RL)

4. Pengukuran Distance to Fault (DTF)

5. Pengukuran Cable/Waveguide Loss (CL)










I. Setting Frekuensi dan Kalibrasi

Sebelum melakukan pengukuran, sebaiknya alat ukur dikalibrasi terlebih dahulu, adapun langkah-langkahnya sebagai berikut :

A). SETTING RANGE FREQ.

1. Tekan tombol MODE

2. Pilih FREQ-VSWR atau Return Loss

3. Tekan ENTER

4. Tekan tombol FREQ/DIST

5. Tekan F1 soft key

6. Masukan angka 8,9,0 atau pilih Freq yg telah ditentukan/disimpan

7. Tekan ENTER utk menentukan F1=890 MHz

8. Tekan F2 soft key

9. Masukan angka 9,6,0 a atau pilih Freq yg telah ditentukan/disimpan

10. Tekan ENTER utk menetukan F2=960 MHz

B). KALIBRASI

1. Tekan Tombol START CAL (akan mun

cul pesan “Connect Open to RF out port”

2. Pasang precision “OPEN” kemudian tekan ENTER, akan muncul pesan “Measuring OPEN” setelah proses itu selesai muncul pesan “Connect SHORT to RF out

port”

3. Lepaskan precision OPEN, pasang precisi

on SHORT kemudian tekan tombol ENTER dan akan muncul pesan

“Measuring SHORT” setelah itu muncul pesan lagi “Connect TERMINATION to RF o

ut”

4. Lepaskan precision SHORT dan pasang precision TERMINATION tekan ENTER dan akan muncul pesan “Measuring TERMINATION”

5. Periksa di sudut kiri atas tulisan CAL ON (alat ukur sudah terkalibrasi dengan baik).


C). AMPLITUDE / LIMIT

1. Tekan tombol AMPLITUDE atau LIMIT untuk masuk ke menu skala.

2. Misal utk VSWR tekan

softkey TOP, tentukan nilai atasnya (missal: 1.3 ) dan tekan BOTT

OM utk menentukan nilai bawahnya (missal: 1).

3. Misal utk RETURN LOSS tekan softkey TOP, tentukan nilainya (missal: 0) dan tekan BOTTOM utk menentukan nilainya (missal: 54)

D). SAVE SETUP

1. Untuk menyimpan konfigurasi setting tekan SAVE SE

TUP alu gunakan panah utk memilih lokasi 1-10 dan ENTER.

E). RECALL SETUP

1. Tekan tombol RECALL SETUP.

2. Gunakan panah utk memilih setting yg diinginkan kemudian ekan ENTER.

F). SAVE DISPLAY

1. Tekan SAVE DISPLAY utk mengaktifkan menu alfanumerik

2. Gunakan softkey utk memasukkan huruf/angka yg akan disimpan dalam memori.

G). RECALL DISPLAY

1. Tekan tombol RECALL DISPLAY

2. Gunakan panah utk memilih data yg akan ditampilkan lalu ENTER.


II. Pengukuran VSWR

1. Tekan tombol MODE.

2. Gunakan panah utk memilih FREQ-SWR kemudian tekan ENTER.

3. Untuk memilih range Frekuensi seperti PROSEDUR A.

4. Kemudian Kalibrasi seperti prosedur B.

5. Setelah itu pasang konektor feeder (ujungny

a dibebani antenna) ke alat ukur atau bisa juga menggunakan kabel extension dari alat ukur, hal ini utk memudahkan mobilisasi pengukuran.

6. Kemudian amati hasil pengukuran dan tandai amplitudo grafiknya dengan marker

SETTING MARKER

1. Tekan tombol MARKER utk masuk ke menu marker.

2. Tekan softkey M1, tekan softkey EDIT dan masukan nilai frekuensi yg diinginkan (missal: 900) tekan ENTER, setting M1=900 MHz. Tekan softkey BACK utk kembali ke menu marker.

3. Ulangi langkah1 dan 2 utk M2.








III. Pengukuran Return Loss

1. Tekan Tombol MODE.

2. Gunakan panah utk memilih FREQ-RETURN LOSS kemudian tekan ENTER

3. Langkah-langkah berikutnya sama dengan pengukuran VSWR.






V. Pengukuran Distance to Fault

1. Tekan tombol MODE

2. Gunakan panah utk memilih DTF-SWR lalu ENTER

3. Setting kalibrasi dan range freq. seperti langkah A & B.






IV. Pengukuran Cable/Waveguide Loss

Pengukuran Cable Loss ini menggunakan Precision SHORT di ujung feedernya.

1. Tekan tombol MODE

2. Gunakan panah dan pilih CABLE LOSS-ONE PORT, tekan ENTER

3. Tekan AMPLITUDE utk masuk ke menu skala

4. Tekan softkey TOP lalu tentukan nilai atasnya

5. Tekan softkey BOTTOM lalu tentukan bawahnya.






HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN :

1. Kalibrasi alat ukur harus selalu dilakukan sebelum memulai pengukuran.

2. Mengetahui spesifikasi material seperti Loss Connector, Feeder, jumper eeder, splitter, antenna dan lain-lain.

3. Sebelum pengukuran, pastikan dahulu bahwa instalasi sudah terpasang bagus.

4. Menggunakan kabel extension lebih leluasa bergerak dalam melakukan pngukuran.


Salam.