Laman

Entri Populer

11 Mei 2009

Perlukah cable di match???




Banyak kalangan radio amatir, mulai yang bermain di FM yang buat ngebrik sampai dengan yang di 2m band. Banyak pula yang berdebat soal perlu atau tidak cable di "match" Sekarang saya coba perlihatkan yang benar dan mana yang kurang bener, Tentunya dengan alat ukur yang bernama Spectrum Analyzer merk Rohde&Schwarz. Metode yang kita ukur menggunakan Tracking Generator (karena ini cukup untuk mengukur Return Loss dari suatu cable) untuk antenna saya ganti dengan Dumy Load 50 Ohm!!

Caranya sangan simple,berikut caranya:

1. Tekan tombol power ON
2. Pasang VSWR Bridge
3. Masukan frekuensi yang kita inginkan misal 75Mhz sampai dengan 170 Mhz
4. Tekan tombol start Freq. yang kita inginkan tadi (75 Mhz)
5. Tekan tombol stop Freq. yang kita inginkan tadi (470 Mhz), Kita anggap saja 75 s/d 470 Mhz adalah band width frekuensi kerja dari pemancar dan antenna kita (Kita anggap antenna sudah match 50 Ohm
6. Setelah itu tekan tombol "meas" dan tekan lagi tombol measure
7. Pilih menu Tracking Generator, Kemudian akan muncul Reflect Call, tekan tombol itu!
8. tekan tombol meas mode (pilih scalar)
9. Sekarang kita calibrasi kabel yang buat kita ngukur kabel kita, dengan cara:
9a. Press continue calibration open (tentunya calibration kit sudah terpasang)
9b. Kemudian press calibration short
Sekarang Kalibrasi sudah selesai
Kemudian kita koneksi kabel yang akan kita ukur, Kita bisa lihat Return Loss dari kabel kita (saya ambil contoh RG 58 yang sudah berumur 5 tahun lebih)Hampir rata-rata RL (Return Loss) frekuensi 75Mhz s/d 470Mhz di bawah 21db cukup bagus untuk kable RG 58 "BEKAS"(21db sama dengan VSWR 1.18)mungkin kalau kabel baru lebihh OK dan type kabel diatas RG 58, seperti RG 8 atau sejenis kabel Andrew yang type LDF.

Gambar 3(yang paling bawah) adalah pengukuran kabel dengan panjang sekitar 25 meter hasilnya?anda bisa lihat sendiri! (masih dibawah 21db untuk rata-ratanya,bahkan ada yang 28db (1,08 vswr). Bagaimana kalau kabel kita potong-potong, saya coba potong 1 meter Anda bisa melihat di Gambar 2 hasil return loss nya/./. sama saja bukan dengan gambar yang pertama!! masih kurang lagi?.. saya potong kabel sampai 10meter!! sama saja hasilnya (lihat gambar 1)

Maka saya pastikan lagi buat apa kabel di matching, tidak perlu di matching!!! yang perlu kita matching adalah antenna kita! loses kabel-lah yang mempengarushi hilanggnya power pemancar kita (kalau antenna sudah match 50 ohm!)
Anda pasti tau setiap kabel mempunyai loses bukan??
Gampangnya begini semakin panjang kabel semakin besar pula losesnya alias kehilangan daya salur dari output pemancar kita!
Kebanyakan pabrik mencantumkan loses setiap 100ft.Jadi sebenernya apa pengaruhnya orang matching kabel dengan cara dipotong-potong?? saya kira tidak ada, yang ada kabel semakin pendek saja.Kecuali kabel yang tadinya 100ft di potong menjadi 20ft tentu semakin bagus itu kabel, karena losesnya semakin kecil.

Maka perhatikan saja Antenna anda yang tidak matching atau impedansinya yg tidak 50 ohm!! itulah yang sangat berperan penting dalam SWR, Antenna,antenna dan antenna.Kabel nomer 2 OK!! yang penting kabelnya berkualitas.Merk Belden,Andrew,Ericson semacam itulah

Semoga bermanfaat..
Salam

34 komentar:

  1. kalau kabel RG58/RG8.harus dimacthing menurut pengalaman saya ngebrik difm dari tahun80an.ini berdasarkan praktek dan kenyatan dilapangan bukan teori.kecuali kabel HELIAC memang tidak perlu dimacthing.[SALAM KEADILAN SEJAHTERA]

    BalasHapus
  2. menurut pengalaman saya yg juga pernah ngebrik di fm juga kala itu dan sampai sekarang juga
    ini juga tidak sekedar pengalaman, juga berdasarkan di lapangan dan alat ukur. memang banyak yg bersikeras untuk matching kabel, terutama kalangan breaker seperti saya juga.mungkin kualitas kabel anda yg masih kurang bagus ya..hehe..bukankah kabel untuk transmisi di bikin 50ohm? panjangnya berapapun tetap 50ohm...dipotong-potong kabel anda ya tetep saja 50ohm. yang berpengaruh di loses kabel. nah ini yang orang yang kadang banyak kurang paham.semakin pendek kabel losesnya semakin kecil.makin kecil pula loses kabel anda, makin kecil juga redaman di kabel anda. kalau di matching tidak perlu..buat apa di matching?kabel kan ada tuh untuk frekuensi berapa sampai berapa..misal kabel Rg 58/rg8 di grafik tidak rata losesnyanya bukan..ada yg losesnya besar atau kecil. makanya dipotong tuh kabelnya (maksudnya untuk membuang loses yg terlalu besar,kurang lebih begitulah..) Kabel heliac memang tidak perlu di matching, sudah cukup bagus jenis kabel itu, karena loses kabel jenis heliac yang kecil dibanding dengan jenis RG58/RG8.
    yah mending antenna saja yang di matching bukan kabelnya. contohnya pakai spectrum analizer misal panjang kabel anda 10 meter,25meter atau 100meter,tetep saja swr 1 (itu jika dumy load anda bener-bener 50 ohm dan swr anda bener-bener ok) (SALAM KEADILAN SEJAHTERA JUGA)

    terimakasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya juga punya pengalaman yang sama, kita ambil secara acak tanpa diketahui panjangnya, diujung coacx diberi beban resistif 50 ohm, lalu di cek pakai antena analiser, hasilnya juga selalu 1: 1,0

      Hapus
  3. Apakah antena analyzer adalah alat yang wajib digunakan untuk memeriksa suatu antena?

    BalasHapus
  4. Amar ; di dunia broadcast test analyzer sudah seperti alat wajib untuk pengukuran, seperti antenna contohnya. karena test analyzer lebih akurat. tapi sayang harganya muahal..kalau yg lebih murah biasanya rekan-rekan menggunakan mfj296b (lumayan meskipun tidak begitu akurat)
    thakns

    BalasHapus
  5. setuju Om Tail , hanya dengan alat ukur yg yg sesuai dapat memastikan hasil yg lebih baik pula .

    salam

    BalasHapus
  6. Tulisan anda betul, banyak amatir radio yg ngotot untuk memotong kabel supaya match, sebetulnya kabel dipotong potong & diukur dengan swr meter atau analyser mfj , swr akan ikut berubah ini disebabkan skin efeck yg ditimbulkan kabel terhadap antena, dimana bisa dibayangkan skin efek ini berjalan seperti gelombang frekuensi di dalam kabel, jika anda potong pada titik gelombang terbawah maka swr akan rendah ...atau sebaliknya, sehingga polanya akan naik turun ,padahal itu semu, sesungguhnya jika swr anda tinggi problem terbesar ada pada antenna atau konektor, demikian tambahan dari saya

    salam

    BalasHapus
  7. Mas Rudi,

    Thanks buat tambahannya..

    mi

    BalasHapus
  8. Betul, kalau kabel untuk saluran transmisi radio (dengan catatan kabel yang "sesuai spesifikasi yang sebenarnya") pengukurannya ya untuk melihat rugi-rugi (looses). Saya juga heran ada fenomena kalau kabel untuk saluran transmisi radio harus di "match" dulu dengan cara dipotong-potong supaya "resonan" di frekuensi yang diinginkan. Menurut saya kalau kabel tersebut bisa menyalurkan x watt dari ujung transmitter ke antena pada impedansi tertentu tanpa kehilangan daya tentunya yang jadi concern adalah rugi-rugi kabel tersebut. Referensi di ARRL pun tidak ada yang membahas masalah kabel transmisi yang harus di "match" dulu kecuali dipakai sebagai "matching impedance" misalnya sebagai balun (balance to un-balance).

    BalasHapus
  9. walaupun sy belum pernah mengukur dengan alat ini, tp saya yakin dengan teory ini, kabel udah pasti 50 ohm sesuai dengan spek, tapi kadang dilapangan sering terjadi adu argumen berdasarkan pengalaman, so untuk newbie lebih baik pake teory ini tapi buat yg udah faham silahka bereksperiman, terima kasih bung, Info yang sangat bermanfaat :enang:

    http://Jz10LEJ.wordpress.com

    BalasHapus
  10. enangs http://Jz10LEJ.wordpress.com;
    memang dilapangan banyank sekali yg beradu argumen soal matching kabel..saya disini coba membuktikan dengan alat ukur yg ada. semoga dengan penjelasan ini ada manfaatnya..

    MI

    BalasHapus
  11. Prof. Ir. Muhammad Yahsun, Btk. M.Sc. Ph.DJumat, 16 Oktober, 2009

    Kalo ini sudah tidak diragukan lagi, praktek dilapangan saya juga demikian. sekalipun cuman dengan, SWR DAIWA CN801 H-Type, and MFJ259. hasil hasil keduanya MATCH alias sehati.

    BalasHapus
  12. ya memang begitu prof..teori harus dibuktikan dengan praktek,atau sebaliknya.
    nanti dibahas lagi biar enaknya dilihatkan saja swr pada spectrum biar ga pada bingung baca cacing alias grafik alias bla bla bla di spectrum itu...Saya juga punya CN801H ok juga tuh SWR. Tengkyu sudah mampir

    BalasHapus
  13. Tanya bung Toil
    untuk kabel jenis ansrew heliax yang di jual atau yang ada di pasar indonesia type apa saja dan dimana belinya.
    Terima kasih infonya, maklum di jember tidak ada toko yang menyediakan kabel jenis itu dan disini minim informasi.

    Mujianto

    BalasHapus
  14. maksudnya kabel andrew heliax, maaf salah ketik.
    dan type yang cocok kalo hanya untuk antena vertikal yang ukuran berapa 1/2", 5/8". 7/8"

    Mujianto

    BalasHapus
  15. Mas Muji
    Kabel Andrew banyak typenya...
    untuk pemakaian kabel bukan pada cocok atau tidaknya type antenna yg dipakai, akan tetapi pada power out dari pemancar. Pilihlah kabel yang sesuai kapasitas dari pemancar supaya kabel tidak mubazir..
    1. LDF4-50A (1/2")
    2. LDF5-50 heliax 50 ohm (7/8")
    untuk ke dua type di atas sudah cukup baik untuk ban 2m atau fm maupun UHF.
    kedua type kabel itu cocok untuk segala jenis antenna.

    MI

    BalasHapus
  16. Prof. Ir. Yahsun Btk. M.Sc P.hD.Sabtu, 24 Oktober, 2009

    Mungkin ada sedikit koreksi mengenai skin effect atau biasa disebut EFEK MENGULIT pada saluran transmisi. Jadi skin effect itu adalah Pengaruh impedansi yang makin membesar pada pusat konduktor atau pengaruh impedansi yang tergantung pada kerapatan konduktor sehingga mengakibatkan harga tahanan effektifnya akan lebih besar.

    Jadi Skin effect itu muncul pada konduktor konduktor tunggal, meskipun juga terdapat pada konduktor yang terpilin/twisting conductor (tapi kecil dan saling mengurangi efeknya).

    Pada Aplikasinya, karena adanya kenaikan harga tahanan effective pada pusat konduktor, maka arus listrik akan cenderung melalui penghantar yang hambatannya lebih kecil yaitu pada sisi luar saja. sehingga jika diameter konduktor itu semakin besar dan arus semakin tinggi, maka skin effect itu akan semakin besar pula.

    Oleh karena itulah kenapa semakin besar diameter kabel coaxial (tipe Heliax) yang bagian tengah tidak pejal/buntu. Tapi justru berlobang, karena pertimbangan adanya skin effect tadi bagian tengah konduktor tidak begitu dimanfaatkan arus untuk lewat menuju beban. Jika pada kasus kabel coaxial skin efek masih bisa diredam oleh shield konduktor, atau oleh grounding coaxial.

    Lain hal jika skin effect itu terjadi pada sistem transmisi tenaga Listrik 150 kV atau Saluran Udara Tegangan Extra Tinggi (SUTET). Pada saluran tegangan tinggi ini, sekalipun saluran sudah dibikin serabut dengan bagian dalam ada bantuan penguatan dengan baja tunggal, akan tetapi karena arus dan tegangan yang lewat sangat tinggi, maka skin effect juga sangat tinggi, arus cenderung lewat bagian luar/kulit saja. Karena saking tingginya effect tersebut, maka electron akan cenderung tertarik keluar (dibagian kulit konduktor) sampai timbul effect yang di sebut corona, yaitu timbulnya cahaya biru ke unguan jika malam hari, disekitar kabel transmisi, kemudian juga timbul Noise jika kita perhatikan baik2. Atau jika kita berada pada gardu induk PLN 150 kV keatas, akan timbul suara noise yang lebih tinggi jika pada musim hujan.

    Cahaya ini menimbulkan rugi rugi pada saluran. sehingga dipasanglah suatu sistem yang disebut Bundle Conductor. yaitu mempararelkan conductor dengan pararel 2, 4 dst.

    Tujuan bundle ini selain untuk memperbesar kapasitas daya saluran, juga untuk memperkecil skin effect yang juga bisa menimbulkan effect Corona tadi. Dan Corona ini juga menimbulkan radio Interference, Noise pada sistem komunikasi yang berada di dekat kabel saluran tersebut.

    Karena dengan dipasang secara pararel maka skin effect tersebut akan mengecil karena effect medan yang ditimbulkan akan saling menghilangkan antara konduktor satu sama lain. Sehingga kenapa pada saluran tenaga listrik konduktor tidak dipasang secara pejal (satu konduktor), tapi dipasang secara berkelompok/dipilin (serabut).
    Karena alasan diataslah jawabannya.

    Dan juga perlu diketahui bahwa Skin Effect hanya muncul karena adanya frekuensi. Jadi pada sistem DC tidak terdapat Skin effect atau effect mengulit tersebut. karena pada sistem DC Arus akan tersebar merata disepanjang konduktor.

    Matur Nuwun,

    Salam Jago Dari Nganjuk City :)

    BalasHapus
  17. Nah tuh di jelasin lagi,,,,semoga tambah jelas lagi

    BalasHapus
  18. praktik match kabel.tgl 09 February 2010 jam 7 pagi sampai selesai.all hasil.match dan tidaknya kabel tergantung pada antenna
    ket:
    1.kabel di match,antenna juga di match
    2.kabel tidak di match,antenna di match

    keduanya sama saja.[kalau tidak ada yang lebih bagus,buat apa bayar lebih mahal]

    BalasHapus
  19. yah begitulah...transmision line...harus ada alat ukur yg akurat untuk membuktikan itu semua. selamat bereksperimen,,bagi bagi ilmunya disini ya..

    BalasHapus
  20. permisi,,,, ikut nimbrung & tanya.

    pengalaman ku waktu lagi ngukur TA. kebetulan TA ku berhubungan dengan yang berbau frekuensi.

    waktu aku ngukur, spek alatnya menggunakan HT merk ICOM IC02N, SWR merk diamond SX 400. saluran transmisi dari TX ke SWR,pake RG 58. dari SWR ke Antena, pake kabel RG 58 dan BNC chassis connector type. dari BNC chassis connector, langsung aku pasang antena. kebetulan antena yang aku pasang, konektornya udah sesuai.

    sebelumnya, SWRnya udah aku kalibrasi. pas diukur, ternyata SWR antena mencapai 4. tapi ketika bagian negatif chassis connector itu aku pegang, nilai dari SWRnya jadi mengecil sekitar 1,5.

    yang jadi pertanyaan:
    1. mengapa demikian?
    2. apakah benar penyebabnya tidak match nya impedansi antena dengan konektor?
    3. apakah soldering mempengaruhi dari nilai SWR?

    mohon penjelasan dari para narasumber. trimakasih.

    BalasHapus
  21. welcome...selamat datang mas anggoro
    setiap konektor mempunyai loses, ini berpengaruh pada reflected. SWR terukur 4 gede banget tuh.."DANGER"
    1. mengapa demikian?
    kemungkinannya :
    * conector BNC kurang kenceng, solderan kabel ke iner konektor kurang kenceng atau kendor
    * tidak match-nya antenna
    2. Penyebab tdk match ada di antenna dan konektor yg tidak baik (pakai konekor merk ADC atau amphenol)
    3. Soldering yg tidak baik/kurang mateng berpengaruh pada swr

    Lebih kurangnya begitu mas

    BalasHapus
  22. Prof. Ir. Yahsun Btk. M.Sc P.hD.Selasa, 08 Juni, 2010

    Wah swr 4 udah kelewat parah tuh, yang di pegang connector yang mana itu, kalo yang deket dengan Antenna ya jelasnya muncul efek2 tertentu, bisa swr tamabah besar atau tambah kecil. secara tangan kita mengandung listrik statis gituuhhh.

    Mungkin bukan karena tangan kita menyentuh Groundingnya yang bikin SWR turun. Tapi menurut saya, dengan menyentuh Grounding connector bagian atas secara otomatis tangan kita akan dekat dengan element antenna. Mungkin itulah yang bikin SWR turun atau naik. beda lagi mungkin jika yang kita sentuh adalah grounding connector yang dekat dengan SWR.

    Kalo ngematchkan antenna, jauhkan dari pengaruh grounding. semakin jauh (semakin tinggi dari tanah/altitude)maka hasil akan semakin bagus sesuai dengan idealnya.

    Jangankan tanah, element antenna jika dekat dengan daun/pohon2 saat kita ngematchkan, maka setelah antenna kita naikkan, maka bisa jadi yang sebelumnya sudah matching akan berubah jadi tidak matching. bisa juga sebaliknya.

    Jadi saran saya berdasarkan pengalaman, paling tidak altitude(ketinggian antenna dari tanah) minimal 3 atau 4 meterlah, dengan syarat pula disekitar lokasi antenna harus lapang atau bebas pohon2 atau gedung dengan radius kurang lebih 5 minimal 4 sd 5 meterlah.

    Dengan demikian dari hasil peletakan posisi antenna yang seperti keterangan diatas, jika antenna dinaikkan insya Allah pasti SWR tidak akan berubah. Dengan catatan semua komponen tidak ada yang diganti (kabel, antenna, TX).

    Semoga membantu

    CMIIW

    BalasHapus
  23. Perlu dicatat impedansi ujung kabel akan berubah nyaris dua kali bila panjang kabel merupakan kelipatan dari 1/4 lamda (dengan melibatkan velociti fakto). makanya sifat ini sering dimanfaatkan untuk tuning impedansi. Karena itu orang akan mengejar panjang kelipatan 1/2 lamda dengan asumsi impedansi tetap. Sekedar urun rembug. Gejala ini cukup terasa di VHF, apalagi bila ketemu antenna yang tidak 50 ohm beneran. Sekedar urun rembug. YD2KZR - Wongso.

    BalasHapus
  24. Prof. Ir. Yahsun Btk. M.Sc P.hD setuju..

    YD2KZR..thanks urun rembugnya,,

    BalasHapus
  25. Minta pencerahan kalau cara mencari panjang jamperan untuk FM 4 bay Circular gimana ya.... misalnya di 105.7 Mhz

    BalasHapus
  26. Ya menurut saya begitu, kabel dah dari sononya dah dirancang begitu. ya tinggal pake.
    antena juga kalo kita mo main di frekuensi yg sesuai pabrikan juga kagak perlu di match lagi.

    BalasHapus
  27. mas mohon maaf ikut nimbrung....berapa cm kah panjang kabel untuk input swr yang bagus...? apa ada hitungan tertentu...trimakasih atas jawabannya

    BalasHapus
  28. Hal bagus buat beroleh performansi terbaik. Oldiest dalam hal transmisi saya brrpegang pada klaim Antenna "the higher the better" buat coax "the shorter the better" tinggal kita padukan kedua klaim itu. Gunakan Ant dengan gain terbaik juga gunakan coax dengan redaman terendah. Lalu enjoy. Salaam 51 55

    BalasHapus
  29. Gimana kalau masang swr dekat antene, 1 meter sblum antena. Bukankah ini menunjuk daya terpancar lebih real

    BalasHapus
    Balasan
    1. pasang swr ya harus dekat pemancarnya, tujuanya kan lihat sistem antenna sudah macth apa belum, yang meliputi connector, kabel dan antennanya, klo dekat antenna gmn kalo connectornya gak macth?kalo kabel gak ada masalah, juga connector,kecuali connector bikinan sendiri, ada kemunkinan salah pemasangan aja

      Hapus
  30. Sy pake antena G7, ketika power di set pada low, swr bisa matching di 1:1
    Tp ketika power dinaikkan swr ikut naik jadi 1:1,...apakah ini normal?

    BalasHapus
  31. Maap para suhu ikut nimbrung mau ijin tanya antena type j1 dual band dengan kabel rg8 bekas apakah cocok untuk alinco djw58 yg terbaru katanya itu jepang tp bkinan cina
    Kabarnya ht cina suka malah rusak kalau di pake antena luar hehe mohon pencerahan saya tunggu kabar

    BalasHapus
  32. Kalau kabel dipotong itu... pengaruhnya di phasing cable.. jika pemancar akan digunakan oleh dua sinyal yg harus sampe di ujung antena phasenya sama....

    BalasHapus

ngomentar