Laman

Entri Populer

21 April 2009

Beli TV baru atau Setop Box?









Kelebihan TV Transmitter Digital diantaranya
1. Tidak ada noise
2. 1chanel frekuensi dapat ditumpangi sampai 8 stasiun tv.dll...

Mengapa TV Digital ?

TV Digital bukan berarti pesawat TV-nya yang Digital, melainkan lebih kepada sinyal yang dikirimkan adalah signal digital atau mungkin yang lebih tepat adalah Digital Broadcasting. Kelebihan signal digital dibanding analog adalah tahan terhadap noise dan kemudahan di perbaiki (recovery) di penerima.

Bahkan akhir-akhir ini, performance TV digital untuk penerimaan pada mobile terminal (misal telepon genggam, mobil, bus dan lain-lain yang bergerak) bisa ditanggulangi dan ditingkatkan performansinya dengan menggunakan prinsip space diversity (beberapa peneliti Jepang menambahkan antenna diversity sehingga diperoleh diversity 2x) untuk mengurangi efek Doppler karena pergerakan. Di laboratoritum penulis sendiri, antena dengan jumlah 4 terbukti mampu menaikkan performance dari bit-error-rate (BER) yang 1/10 menjadi 1/1000 untuk kecepatan pergerakan sebesar 100 km/jam. Ini adalah sebuah perbaikan yang menakjubkan hanya dengan menaruh antena dan sedikit algorithma pengolahan sinyal.


Kualitas TV Digital dan Analog saat bergerak


Keuntungan transmisi digital lainnya adalah less bandwidth (atau sebut saja: high efficiency bandwidth) karena interference digital channel lebih rendah, sehingga beberapa channel bisa dikemas atau "dipadatkan" dan dihemat. Hal ini menjadi sangat mungkin karena broadcasting TV Digital menggunakan sistem OFDM (Orthogonal Frequency Division Multiplexing) yang tangguh dalam mengatasi efek lintas jamak (multipath fading). Kemudian keuntungan lainnya adalah bahwa sinyal digital bisa dioperasikan dengan daya yang rendah (less power). Itulah beberapa hal yang sangat mengutungkan baik bagi perusahaan penyiaran ataupun bagi konsumen.

Keuntungan di atas menghasilkan kualitas gambar dan warna yang sangat jauh lebih bagus daripada TV analog. Bahkan kalau boleh diungkapkan "pori-pori kulit seorang presenter pun menjadi terlihat sangat jelas di depan pesawat TV kita" karena saking bersihnya gambar yang diterima.

Konsekuensi Era TV Digital

Sedikit ketidaknyamanan yang harus diterima dengan peralihan ke TV digital ini adalah perlunya pesawat TV baru atau paling tidak kita perlu membeli Setop box (seperti gambar diatas)

Kemudian sedikit yang membedakan TV Analog dan Digital adalah sistem pemrosesan sinyalnya. Pada sistem digital, karena diperlukan tambahan proses misalnya Fourier Transform (FFT), Viterbi decoding dan equalization di penerima, maka TV Digital ini akan sedikit terlambat beberapa detik dibandingkan TV Analog . Ketika TV analog sudah menampilkan gambar baru, maka TV Digital masih beberapa detik menampilkan gambar sebelumnya.

Sistem Pemancar TV Digital

Di seluruh dunia ada 3 standar TV Digital yaitu DTV (Digital Television, standar di USA), DVB-T (Digital Video Broadcasting Terrestrial, standar di Eropa) dan ISDB-T (Integrated Services Digital Broadcasting Terrestrial, standar di Jepang). Semua standar di atas berbasiskan OFDM dengan error correcting code reed Solomon dan/atau convolutional coding dan audio codingnya adalah MPEG-2 Audio AAC untuk ISDB-T dan DTV dan MPEG-1 layer2 untuk DVB-T.

Lagi-lagi Jepang membuat standar sendiri dalam hal TV Digital ini, sama seperti yang mereka lakukan pada September 2005 lalu di Jerman (saat itu Jepang diberi kesempatan untuk mempresentasikannya setelah USA dan Eropa, IEEE PIMRC2005), bahwa Jepang juga ingin membuat standar sendiri untuk sistem komunikasi terbaru yaitu UWB (Ultra Wide Band) dengan pusat Riset saat ini di Yokohama.

Dibandingkan dengan DTV dan DVB-T, ISDB-Tnya Jepang dikabarkan sangat fleksibel dan banyak punya kelebihan terutama pada untuk penerima yang bergerak (mobile reception) atau boleh kita katakan bahwa ISDB-T lebih tahan terhadap efek Doppler. ISDB-T yang merupakan satu dari dua saudaranya yaitu ISDB-S (untuk transmisi lewat kabel) dan ISDB-S (untuk satelit), juga bisa diaplikasikan pada system dengan bandwidth 6,7 dan 8 MHz.

Fleksibilitas ISDB-T bisa kita lihat juga dari mode yang dipakai yaitu mode 1 untuk aplikasi mobile SDTV, mode 2 untuk aplikasi penerima yang mobile dan fixed HDTV/SDTV dan Mode 3 untuk yang khusus penerima fixed HDTV/SDTV. Semua data modulasi fleksible untuk QPSK dan 16QAM atau 64QAM. Kemudian perubahan mode ini bisa diatur melalui apa yang disebut TMCC (Transmission and Multiplexing Configuration Control).

Sebagai catatan untuk Indonesia menggunakan sistim pemancar DVB-T (Digital Video Broadcasting-Terrestrial) dan DVB-H (Digital Video Broadcasting-Handheld)

Untuk saat ini ^ stasiun Tv yang bergabung dalam satu konsorsium adalah (ANTV, MetroTV, SCTV, TransTV, Trans7, dan TVOne) untuk lebih jelasnya silahkan open http://www.ktdi.tv

sedangkan untuk DVB-H yang sedang uji coba adalah MNC grup

Salam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ngomentar